![]() |
image from: www.wallpaperxy.com |
Brownie, our dog, sat looking up the tree; ears cocked, and tail tensely wagging. He was attending to a monkey. Just one thing filled his consciousness: the monkey. No thought disturbed his total concentration, no worry for tomorrow. Brownie was the nearest thing to Contemplation I have ever seen. You may have experienced some of this yourself when you were totally absorbed watching a cat at play.
Here is a formula for Contemplation, as good as anyone know: Be totally in the present. Drop every thought of the future, drop every thought of the past, drop every image and abstraction, and come into the present. Contemplation will arise!
After years of training, the disciple begged his Master to bring him to Enlightenment.
The Master led him to a bamboo grove and said, “See that bamboo, how tall it is ?
See that other one there, how short it is?”
And the disciple was enlightened.
They say Buddha practiced every form of asceticism known to the India of his times, in an effort to attain enlightenment. In vain. One day he sat under a bodhi tree and enlightenment occurred. He passed on the secret of enlightenment to his disciples in words that must seem strange to the uninitiated: “When you draw in a deep breath, oh monks, be aware that you are drawing in a deep breath. And when you draw in a shallow breath, oh monks, be aware that you are drawing in a shallow breath. And when you draw in a medium-sized breath, oh monks, be aware that you are drawing in a medium-sized breath.”
Awareness. Attention. Absorption.
This kind of absorption one sees in little children. They are close to the Kingdom.
(Anthony de Mello, "The Song Of The Bird")
Rumpun Bambu
Choko, anjingku, duduk dengan penuh perhatian. Telinganya tegak, ekornya mengibas tegang dan matanya memandang tajam ke atas pohon. Ia mengamati gerak-gerik seekor kera. Hanya satu yang menguasai seluruh kesadarannya: kera. Dan karena ia tidak mempunyai akal budi, tidak ada pikiran apapun yang mengganggu pusat perhatiannya. Tidak ada pikiran tentang apa yang akan dimakannya nanti malam, adakah yang nanti dapat dimakan atau di mana ia akan tidur. Setahuku, Choko melakukan sesuatu yang paling dekat dengan kontemplasi.
Anda sendiri mungkin pernah mengalami hal seperti itu, misalnya ketika Anda terpukau memperhatikan seekor anak kucing bermain-main. Inilah rumusan kontemplasi yang sama baiknya dengan rumusan-rumusan lain yang kukenal: memberi perhatian penuh pada saat sekarang ini!
Sungguh suatu tugas yang berat: Lepaskan semua pikiran tentang masa mendatang, lepaskan semua pikiran tentang masa silam -- pokoknya, lepaskan semua pemikiran, titik! Lalu, berilah perhatian penuh pada saat sekarang ini. Dan kontemplasi pun akan terjadi!
Setelah berlatih selama bertahun-tahun, seorang murid mohon kepada Gurunya untuk memberinya penerangan budi.
Sang Guru membawanya menuju serumpun bambu, dan berkata kepadanya: "Lihatlah bambu itu, begitu tingginya! Lihatlah yang lainnya di sana, begitu pendeknya!"
Pada waktu itu juga si murid mendapatkan penerangan budi.
Diceritakan, bahwa dalam usahanya mencapai penerangan budi, Buddha mengikuti setiap aliran kehidupan rohani, setiap bentuk ulah tapa dan setiap cara penguasaan diri yang terdapat di India pada waktu itu. Semuanya sia-sia. Akhirnya pada suatu hari, ia duduk di bawah pohon bodhi, dan ia mendapat penerangan budi. Diceritakannya rahasia penerangan budi itu kepada murid-muridnya, yang tentunya kata-katanya amat membingungkan mereka yang belum mendapatkan tuntunan: "Bila kamu menarik nafas panjang, hai para rahib, hendaklah kamu sadar, bahwa kamu menarik nafas panjang. Dan bila kamu menarik nafas pendek, sadarilah sepenuhnya bahwa kamu menarik nafas pendek. Dan bila kamu menarik nafas sedang, hai para rahib, sadarilah bahwa kamu menarik nafas sedang."
Kesadaran. Perhatian. Keasyikan. Lain tidak.
Kesadaran. Perhatian. Keasyikan. Lain tidak.
Tenggelam dalam keasyikan seperti ini terdapat pada anak-anak kecil. Mereka begitu mudah masuk ke dalam Kerajaan Surga.
(Anthony de Mello, "Burung Berkicau")
(Anthony de Mello, "Burung Berkicau")
No comments:
Post a Comment