image from: www.randomwire.com |
When Bankei held his seclusion-weeks of meditation, pupils from many parts of Japan came to attend. During one of these gatherings a pupil was caught stealing. The matter was reported to Bankei with the request that the culprit be expelled. Bankei ignored the case.
Later the pupil was caught in a similar act, and again Bankei disregarded the matter. This angered the other pupils, who drew up a petition asking for the dismissal of the thief, stating that otherwise they would leave in a body.
When Bankei had read the petition he called everyone before him. “You are wise brothers,” he told them. “You know what is right and what is not right. You may go somewhere else to study if you wish, but this poor brother does not even know right from wrong. Who will teach him if I do not? I am going to keep him here even if all the rest of you leave.”
A torrent of tears cleansed the face of the brother who had stolen. All desire to steal had vanished.
(Paul Reps & Nyogen Senzaki, "Zen Flesh, Zen Bones")
Benar dan Salah
Ketika guru Zen Bankei mengadakan meditasi penyunyian diri-beberapa minggu, murid-muridnya dari berbagai tempat di Jepang hadir.
Selama acara berlangsung, seorang murid kedapatan sedang mencuri. Persoalan ini dilaporkan kepada Bankei dengan permintaan agar si pencuri dikeluarkan. Bankei mengabaikan kasus itu. Berikutnya murid tersebut kedapatan melakukan tindakan yang sama, dan lagi Bankei tidak menghiraukannya.
Ini menimbulkan kemarahan murid-muridnya, yang kemudian menyusun sebuah surat permohonan yang meminta agar memecat si pencuri, jika tidak mereka yang akan keluar.
Setelah Bankei membaca surat permohonan tersebut dia memanggil mereka. "Kalian adalah saudara-saudara yang bijaksana," katanya. "Kalian tahu mana yang benar dan mana yang salah. Kalian bisa pergi kemanapun untuk belajar jika kalian mau, tetapi saudara yang malang ini bahkan tidak bisa membedakan yang benar dari yang salah. Siapa yang akan mengajarkan dia jika saya juga tidak? Saya akan menjaganya di sini jika kalian semua pergi."
Air mata yang bercucuran menyapu wajah orang yang mencuri tersebut. Semua nafsu untuk mencuri telah hilang.
(Paul Reps & Nyogen Senzaki, "Zen Flesh, Zen Bones")
No comments:
Post a Comment